Pandangan Kebijakan Sosial dari
James Midgley
Menurut
Midgley, istilah kebijakan sosial meliputi dua aspek. Istilah kebijakan sosial
merujuk kepada kebijakan-kebijakan dan program pemerintah yang berdampak pada
kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat di sini meliputi aspek-aspek
kesehatan, perumahan, pendidikan, dan jaminan pendapatan. Selain itu, istilah
kebijakan sosial juga memiliki arti sebagai sebuah bidang ilmu yang berfokus
pada pendeskripsian, paparan, dan evaluasi kebijakan-kebijakan dari program
tersebut.
Midgley menekankan bahwa
pemerintahlah yang memiliki peran yang besar dalam membuat kebijakan, yaitu di
antaranya adalah kebijakan sosial. Menurutnya, kebijakan sosial merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh pemerintah
untuk menciptakan maupun meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
program-program yang dikeluarkan pemerintah, seperti jaminan sosial, makanan
bagi anak sekolah, pengawasan masa tahanan, maupun panti asuhan. Pemerintah
melakukan berbagai intervensi terhadap transportasi, lingkungan, ekonomi, dan
lain-lain. Terbentuknya kebijakan-kebijakan tersebut diperoleh dari proses
legislasi yang dihasilkan dari para anggota DPR untuk memaksimalkan peran
lembaga-lembaga pemerintah untuk mengimplementasikan ataupun mengubah pelayanan
sosial. Di dalam proses legislasi tersebut, peranan sejumlah kelompok yang
berkepentingan terlibat, seperti kelompok asosiasi profesional, serikat buruh,
akademisi, dan organisasi non-profit.
Program-program
yang dihasilkan pemerintah memang kadangkala tidak digolongkan sebagai kebijakan
sosial. Sebagai contoh, jaminan sosial merupakan salah satu layanan yang
memberikan bantuan ekonomi kepada masyarakat. Namun, layanan ini pun dapat
berkontribusi pada kesejahteraan sosial secara tidak langsung, seperti
penciptaan lapangan kerja, menjaga tekanan inflasi, mendorong investasi, dan
kegiatan ekonomi lainnya.
Bantuan
Siswa Miskin (BSM) merupakan salah satu contoh program pemerintah yang
memberikan kontribusi sosial terhadap masyarakat, khususnya kepada siswa
miskin. Tujuan dari program ini adalah untuk membantu siswa (baik SD, SMP,
maupun SMA) agar dapat bersekolah dan memperoleh pendidikan. Hal ini
dikarenakan pendidikan merupakan salah satu aset penting bagi siswa sebagai
generasi penerus bangsa, dalam menciptakan masa depan yang lebih baik. Bantuan
ini dilakukan diberikan kepada 16,6 juta siswa di berbagai daerah, di mana
siswa SD yang miskin memperoleh Rp. 450 juta per tahun, siswa SMP yang miskin
memperoleh Rp. 750 juta per tahun, dan siswa SMA yang miskin memperoleh Rp. 1
juta per tahun. Selain uang tunai, pemerintah pun memberikan bantuan dalam
bentuk buku, seragam, dan alat tulis.
Inti dari kebijakan sosial menurut
Midgley adalah kebijakan sosial merupakan salah satu kebijakan yang dirancang
oleh pemerintah yang berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kebijakan sosial ini tidak dikaji penyusunan, konsekuensi, maupun sistem
distribusinya, tetapi hanya sekedar pendeskripsian, penjelasan, dan evaluasi.
Pandangan Kebijakan Sosial dari Neil
Thompson
Menurut
Thompson, kebijakan sosial merujuk pada kebijakan yang merespon masalah sosial
dan kepentingan sosial. Kebijakan sosial juga merupakan disiplin ilmu yang
mengkaji kebijakan tersebut, yaitu mulai dari penyusunan kebijakan hingga dampak
dan konsekuensi dari kebijakan yang ditetapkan. Berbeda dengan Midgley,
Thompson mengungkapkan bahwa kebijakan sosial dapat dikeluarkan oleh siapapun.
Kebijakam sosial tidak selalu dibuat oleh pemerintah. Selain pemerintah,
pihak-pihak lain pun yang memiliki wewenang untuk membuat kebijakan sosial,
seperti yayasan, perusahaan, organisasi, dan lembaga-lembaga lainnya, dapat
merancang sebuah kebijakan sosial.
Cara
pandang Midgley dan Thompson berbeda ketika melihat sebuah isu sosial. Sebagai
contoh, jika Midgley melihat program Bantuan Langsung Tunai sebagai salah satu
program di bidang kesejahteraan sosial, maka Thompson akan melihat latar
belakang dari program tersebut terlebih dahulu sebelum menetapkan bahwa program
tersebut merupakan program kesejahteraan sosial. Namun apabila program tersebut
tidak merespon masalah sosial, maka program tersebut tidak dapat dinyatakan
sebagai program kesejahteraan sosial. Maksud dari merespon masalah di sini
adalah program Bantuan Langsung Tunai dapat menyelesaikan masalah sosial, dan tidak
hanya sekedar memberi jaminan berupa uang.
Kebijakan
sosial dapat dilihat dari lima bidang utama, yaitu jaminan pendapatan,
perumahan, pendidikan, kesehatan, dan layanan sosial personal. Jaminan
pendapatan menjamin bahwa setiap pekerja memiliki pendapatan yang dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya. Pemenuhan kebutuhan dasar setiap warga negara
merupakan tanggungjawab negara. Contoh dari program jaminan pendapatan adalah
jaminan hari tua.
Bidang
selanjutnya adalah perumahan. Kebutuhan akan tempat tinggal merupakan salah
satu kebutuhan dasar manusia. Bentuk kebijakan dalam bidang perumahan ini
antara lain adalah pengaturan harga rumah layak huni yang murah, pembangunan
perumahan yang mengakomodir difabel, pengaturan pajak perumahan bagi
masyarakat, dan dukungan finansil yang menyediakan akomodasi dan bantuan bagi
tunawisma. Salah satu contoh dari program kesejahteraan sosial di bidang
perumahan adalah Program 1000 Tower Rusunami (Rumah Susun Sederhana Milik).
Selain
kedua bidang yang telah disebutkan, pemerintah juga bertanggungjawab untuk
menyediakan layanan pendidikan bagi masyarakat, seperti sekolah, kampus, dan
universitas, serta standarisasi sumber daya pengajarnya. Salah satu program
kesejahteraan sosial di bidang pendidikan adalah program Bantuan Siswa Miskin
(BSM).
Di bidang
kesehatan, layanan kesehatan yang komprehensif bagi masyarakat harus menjadi
perhatian pemerintah. Adapun contoh program kesejahteraan sosial bidang
kesehatan yang dilakukan oleh perusahaan PT. Pertamina Persero, yaitu Program
Pertamina Sehati. Angka kematian ibu dan anak masih tinggi di Indonesia,
terutama di Kabupaten Bandung. Ini merupakan masalah yang besar bagi Indonesia,
karena ibu dan anak adalah penentu kualitas generasi penerus bangsa Indonesia.
Masalah ini merupakan latar belakang dibentuknya program Pertamina Sehati ini. Program
ini bertujuan untuk mencetak anak bangsa yang sehat dengan outcome:
mencetak 1000 kader kesehatan, berkontribusi pada penurunan angka kematian ibu
dan anak, pemberdayaan masyarakat, penguatan sistem organisasi kemasyarakatan, dan
meningkatkan partisipasi aktif multi stakeholders. Pelaksanaan dilakukan dengan
beberapa sasaran dan kegiatan, di antaranya adalah penguatan akses pelayanan
kesehatan (staf puskesmas, bidan desa, dukun bayi/Peraji dan kader posyandu),
peningkatan sarana dan prasarana posyandu, peningkatan kapasitas provider
kesehatan, keluarga dan masyarakat, perilaku hidup bersih dan sehat pemberian
informasi kesehatan, mendorong setiap keluarga memiliki pohon buah-buahan untuk
kecukupan gizi dan peningkatan pendapatan keluarga serta monitoring dan
supervise untuk mencapai keberhasilan program.
Di bidang layanan sosial personal,
terdapat child care, community care, dan criminal justice. Salah satu contoh dari child care adalah Sekolah Luar Biasa (SLB) dan contoh dari community care adalah yayasan, panti
asuhan, KPK, dan lain sebagainya. Sementara itu, contoh dari criminal justice adalah kantor
pengadilan, Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN), Yayasan Lembaga Bantuan
Hukum Indonesia (YLBHI) dan Bantuan Lindungan Hukum (BLH). Tujuan dari
lembaga-lembaga tersebut adalah untuk konsultasi hukum atau pengaduan terkait
dengan masalah hukum.
Pandangan
Kebijakan Sosial dari Adam Jamrozik
Menurut Jamrozik, kebijakan sosial
identik dengan kesejahteraan negara. Tujuan utama dari kebijakan sosial memang
adalah untuk mewujudkan kesejahteraan sosial di dalam masyarakat. Namun, hal
ini telah bergeser, dikarenakan adanya kekuatan pasar bebas. Pemerintah tidak
dapat memainkan perannya sendirian dalam hal ini, sehingga perlu melibatkan
swasta.
Berbeda dengan Midgley yang
menekankan kebijakan sosial pada deskriptif, eksplanasi, dan evaluasi
kebijakan, juga berbeda dengan Thompson yang menekankan kebijakan sosial pada
penyusunan dan konsekuensi atau dampak dari kebijakan. Jamrozik menekankan
kebijakan sosial pada sistem pendistribusiannya. Pendistribusian layanan
menjadi penting dalam menciptakan kesejahteraan sosial. kebijakan sosial yang
dibuat haruslah mempertimbangkan sistem pendistribusiannya. Selama ini,
orang-orang yang mendapatkan layanan adalah mereka yang berstatus “miskin”,
sementara orang-orang yang tidak berstatus “miskin” tidak mendapat layanan yang
lebih banyak dan memadai seperti mereka yang “miskin”. Padahal, mereka yang
berstatus “tidak miskin”, seperti para pegawai, Pegawai Negeri Sipil,
mahasiswa, dan lain sebagainya lah yang membayar pajak negara. Di sini,
Thompson mengungkapkan bahwa seharusnya orang-orang yang membayar pajak juga harus
memperoleh layanan yang memadai. Mereka juga memiliki hak untuk mendapatkan
pelayanan pendidikan, kesehatan, dana pensiunan, dan lain-lain. Thompson
menekankan bahwa pengalokasian sumber seharusnya berprinsip pada keadilan dan
kebutuhan manusia.
Contoh dari pelayanan yang juga
dibutuhkan oleh para “pembayar pajak negara” adalah jaminan hari tua dan dana
pensiun bagi orang tunggal. Selain itu, juga dibutuhkan berbagai pelayanan
kesehatan, seperti sarana dan prasarana rumah sakit, puskesmas, ataupun posyandu
yang memadai, penyuluhan gizi, dan lain sebagainya, karena tidak hanya
orang-orang yang berstatus “miskin” yang mengalami masalah kesehatan,
orang-orang yang membayar pajak pun dapat mengalami masalah kesehatan.
Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia
BalasHapusSistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat
Memiliki 8 Jenis game yang sangat digemari oleh seluruh peminat poker / domino
Link Alternatif : arena-domino.net
100% Memuaskan ^-^